Gencar diberitakan, para astronom
telah menemukan sebuah planet yang diterangi empat matahari berbeda. Planet
semacam ini baru pertama kali ditemukan.
Siapa penemu pertamanya? Bukan
para ahli, tapi justru dua sukarelawan yang mengunjungi situs Planethunters.org.
Tim dari Inggris dan Amerika Serikat itu kemudian menindaklanjutinya dengan
pengamatan yang dilakukan menggunakan Observatorium Keck.
Planet yang berjarak sejauh
kurang 5.000 tahun cahaya tersebut dinamai planet PH1. Planet ini dianggap
sebagai "gas raksasa" yang besarnya sedikit di atas Neptunus dan enam
kali ukuran bumi.
PH1 ditemukan oleh dua astronom
amatir AS, Kian Jek dari San Francisco, dan Robert Gagliano dari Cottonwood,
Arizona.
Mereka melihat kedipan samar
dalam cahaya yang disebabkan oleh planet yang melintas di depan bintang
induknya. Tim astronom profesional kemudian mengkonfirmasi penemuan menggunakan
teleskop Keck di Mauna Kea, Hawaii.
Didirikan pada 2010,
Planethunters.orgbertujuan memanfaatkan pengenalan pola manusia untuk mengidentifikasi
transit di data publik yang dikumpulkan teleskop luar angkasa Kepler milik
NASA. Kepler diluncurkan pada Maret 2009 untuk mencari planet mirip bumi yang
diorbit bintang lain.
Pengunjung situs Planet Hunters
memiliki akses ke data yang dipilih secara acak dari salah satu bintang sasaran
Kepler. Sukarelawan diminta menggambar kotak untuk menandai lokasi transit yang
terlihat--ketika sebuah planet lewat di depan bintang induknya.
"Semuanya ada empat bintang,
menciptakan lingkungan yang sangat rumit. Namun, semua ada di orbit yang
tampaknya stabil," kata Dr Chris Lintott, dari Universitas Oxford, kepada
BBC News. "Itu benar-benar membingungkan, yang merupakan salah satu hal
yang membuat penemuan ini begitu menyenangkan."
Binary star, atau bintang
berpasangan, adalah sistem dalam tata surya di mana dua bintang mengorbit di
sekitar satu massa secara bersamaan. Menurut situs BBC, sistem ini jarang
ditemukan.
Dr Lintott mengatakan sebenarnya
ada enam planet lain di sekitar bintang ganda, dan mereka semua cukup dekat
jaraknya satu sama lain. "Planet-planet terbentuk dalam posisi berdekatan
dan mampu berpegang teguh pada orbit yang stabil. Itu mungkin memiliki
implikasi terkait dengan bagaimana planet terbentuk di tempat lain,"
katanya.
source : tempo.co