Dari tempat persembunyiannya di Selandia Baru, pendiri Megaupload, Kim Schmitz alias Kim Dotcom, tengah merancang situs berbagi file baru yang dinamakan Mega. Kim berkoar bahwa Mega didesain sedemikian rupa sehingga tidak dapat diserang.
"Bila server mati, bila pemerintah mendatangi data center dan merampoknya, atau bila seseorang meretas atau mencurinya, mereka tidak akan mendapatkan apa pun," ujar Kim Dotcom pada Wired Ia menambahkan bahwa semua data yang tersimpan akan tetap tertutup dan privat.
Dengan Mega, pengguna diberikan keleluasaan untuk mengontrol akses terhadap file yang diunggah. Mereka dapat melakukan enkripsi pada file lewat browser dengan menggunakan algoritma ''Advanced Encryption Standard''. Kemudian mereka akan diberi kunci untuk melakukan deskripsi atas file tersebut.
Karena kunci deskripsi ini tidak tersimpan di Mega, maka pengelola Mega tidak memiliki akses untuk mengetahui konten apa yang diunggah ke layanan ini. Artinya, pengelola Mega tidak bisa dimintai pertanggungjawaban atas file tersebut. Disebutkan juga, bila server diretas atau diambil alih, informasi personal tidak bisa diakses.
Adapun Kim Dotcom membantah pendapat bahwa Mega merupakan upayanya untuk memperolok Departemen Hukum Amerika Serikat dan kalangan industri Hollywood, yang berupaya keras menyeretnya ke penjara atas situs Megaupload. Ia menyatakan bahwa Mega memiliki peraturan yang memungkinkan pemegang hak cipta mengirim peringatan untuk menurunkan file yang melanggar hak tersebut.
Beberapa organisasi seperti studio film bahkan dipersilakan secara langsung menghapus file yang melanggar hak cipta tersebut. "Namun, bila ingin memiliki akses untuk melakukan hal ini, mereka harus menyatakan bahwa mereka tidak akan menuntut kami ke jalur hukum atau meminta kami bertanggung jawab atas tindakan para pengguna Mega," ujar Kim. Rencananya, Mega akan dirilis pada tahun ini.
Selain Mega, Kim Dotcom juga tengah mengembangkan layanan musik Megabox. Dengan layanan ini, para pemusik dapat menjual karya mereka secara langsung dan menerima hasil transaksi hingga 90 persen.
"Bila server mati, bila pemerintah mendatangi data center dan merampoknya, atau bila seseorang meretas atau mencurinya, mereka tidak akan mendapatkan apa pun," ujar Kim Dotcom pada Wired Ia menambahkan bahwa semua data yang tersimpan akan tetap tertutup dan privat.
Dengan Mega, pengguna diberikan keleluasaan untuk mengontrol akses terhadap file yang diunggah. Mereka dapat melakukan enkripsi pada file lewat browser dengan menggunakan algoritma ''Advanced Encryption Standard''. Kemudian mereka akan diberi kunci untuk melakukan deskripsi atas file tersebut.
Karena kunci deskripsi ini tidak tersimpan di Mega, maka pengelola Mega tidak memiliki akses untuk mengetahui konten apa yang diunggah ke layanan ini. Artinya, pengelola Mega tidak bisa dimintai pertanggungjawaban atas file tersebut. Disebutkan juga, bila server diretas atau diambil alih, informasi personal tidak bisa diakses.
Adapun Kim Dotcom membantah pendapat bahwa Mega merupakan upayanya untuk memperolok Departemen Hukum Amerika Serikat dan kalangan industri Hollywood, yang berupaya keras menyeretnya ke penjara atas situs Megaupload. Ia menyatakan bahwa Mega memiliki peraturan yang memungkinkan pemegang hak cipta mengirim peringatan untuk menurunkan file yang melanggar hak tersebut.
Beberapa organisasi seperti studio film bahkan dipersilakan secara langsung menghapus file yang melanggar hak cipta tersebut. "Namun, bila ingin memiliki akses untuk melakukan hal ini, mereka harus menyatakan bahwa mereka tidak akan menuntut kami ke jalur hukum atau meminta kami bertanggung jawab atas tindakan para pengguna Mega," ujar Kim. Rencananya, Mega akan dirilis pada tahun ini.
Selain Mega, Kim Dotcom juga tengah mengembangkan layanan musik Megabox. Dengan layanan ini, para pemusik dapat menjual karya mereka secara langsung dan menerima hasil transaksi hingga 90 persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar