Teknologi GPS telah banyak
membantu para ilmuwan untuk mempelajari lebih lanjut tentang perilaku
binatang maupun migrasi yang panjang. Mereka, kebanyakan menggunakan
teknologi ini untuk meneliti fauna vertebrata, seperti paus, burung
maupun monyet. Namun tak seorang ilmuwanpun yang menggunakannya untuk
studi arthropoda. Padahal hingga saat ini, hewan yang paling melimpah di
dunia.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLoS ONE telah melacak 55 kepiting robber raksasa di Pulau Christmas, sebelah selatan Indonesia. Penelitian ini menemukan kepiting tanah ini memiliki rentang kaki hingga 1 meter. Mereka biasanya hidup di celah-celah atau antara akar-akar pohon.
Kepiting juga dapat melakukan perjalanan lebih dari dua mil untuk mencari air, makanan dan pasangannya. Terutama mereka bergerak diantara hutan hujan daratan pulau dan pantai. Kepiting ini sebelumnya diperkirakan hanya hidup di hutan hujan. Namun kenyataannya juga bermigrasi ke arah laut untuk meminum air asin.
Para peneliti juga mencoba memberi perlakuan untuk kepiting. Mereka memasukkan kepiting-kepiting itu dalam tas buram dan memindahkannya hingga 1 kilometer dari wilayah rumah mereka. Jika dicermati sepanjang rute migrasi mereka, kepiting biasanya bisa menemukan jalan pulang. Ternyata, kepiting kehilangan arah dan tidak pernah kembali ke rumah mereka.
Kepiting Robber besar ini juga disebut sebagai kepiting kelapa salah satu monster tanah tropis arthropoda di bumi. Ia dapat hidup sampai 60 tahun. Kepiting banyak ditemukan di seluruh India dan Samudera Pasifik yang telah banyak diburu manusia. Saat ini belum diketahui apakah kepiting beresiko punah. Union for the Conservation of Nature memasukkan fauna ini dalam daftar dengan status"kekurangan" dan "langka".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar