Senin, 12 November 2012

Ternyata Buaya Itu Sensitif Juga

foto 
Penelitian terbaru yang dilakukan tim ilmuwan Universitas Vanderbilt di Amerika Serikat menunjukkan bahwa buaya ternyata bersifat sensitif. Mereka menemukan struktur kubah kecil berpigmen dengan bintik hitam pada ujungnya. Struktur yang tertanam pada sisik buaya ini berfungsi sebagai sensor.

Responsnya terhadap tekanan dan getaran jauh lebih peka ketimbang jaringan saraf peraba pada ujung jari manusia. "Buaya menggunakan sensor ini untuk mendeteksi riak dan getaran kecil dalam air," kata Duncan Leitch, yang memimpin penelitian, Jumat pekan lalu. Kemampuan yang sama juga dimiliki aligator, keluarga buaya yang lebih banyak tinggal di kawasan sub-tropis.



Buaya dan aligator dikenal sebagai hewan dengan tubuh berlapis sisik yang tebal. Tutupan "baju zirah" ini sudah dimiliki buaya dan aligator sejak zaman purba dan tidak pernah berubah hingga saat ini.

Leitch mengatakan kubah berbintik hitam tersebut tersebar merata pada permukaan tubuh buaya. Setiap lempeng sisik buaya memiliki setidaknya satu bintik hitam, yang dikenal sebagai integumentary sensor organs atau ISO.

"Kami tidak mengira bintik-bintik hitam itu begitu sensitif, mengingat buaya seperti kendaraan berat lapis baja," kata Leitch, seperti disampaikan dalam Journal of Experimental Biology.

Fungsi organ sensor ini telah lama memunculkan perdebatan di kalangan ilmuwan. Satu versi menduga bintik itu sebagai sumber sekresi minyak yang menjaga tubuh buaya tetap bersih. Versi lain menyebutkan fungsinya sebagai pendeteksi medan listrik, medan magnet, salinitas air, tekanan, dan getaran.

Pada 2002, tim yang dipimpin Leitch menemukan bahwa buaya dalam akuarium gelap dapat mendeteksi lokasi tetesan tunggal air secara akurat. Bahkan hewan buas tersebut tidak kehilangan kemampuan mendeteksi riak air saat pendengarannya diganggu dengan kebisingan. Temuan ini menarik perhatian tim untuk lebih mendalami fungsi ISO.

Dari hasil penelitian terhadap aligator Amerika dan buaya Nil, tim menemukan bahwa bintik-bintik sensor terhubung langsung ke otak lewat ganglia trigeminal, bundel saraf yang memberikan sensasi ke wajah dan rahang pada manusia. Sayangnya, Leitch dan rekan-rekan tidak meneliti fungsi ISO lainnya seperti untuk sekresi minyak, pendeteksi medan listrik, atau salinitas air.

"Hewan yang mampu mendeteksi medan magnet memiliki sensor yang tertanam di dalam tubuhnya, bukan pada permukaan tubuh," ujarnya. Lagi pula, kata Leitch, ISO memang lebih sempurna disetel untuk mendeteksi riak air. Sebab, buaya dan aligator menghabiskan sebagian besar waktunya berendam di air untuk mengintai mangsa.

Leitch mengatakan sistem sentuhan buaya sangat luar biasa. Kemampuan ini tidak hanya memungkinkan buaya mendeteksi gerakan air yang diciptakan oleh mangsa yang sedang berenang. Tapi untuk menentukan lokasi persis mangsanya. Buaya dapat dengan cepat menerkam mangsa, ujar Leitch, kemudian melahapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar