Kamis, 29 November 2012

Ultrabook Merangkap Tablet

foto

Pada akhir tahun ini, pasar komputer Indonesia, khususnya kategori laptop, bakal kebanjiran sekitar 140 jenis produk berbasis Windows 8. Mayoritas produk tersebut menggunakan prosesor Intel.

Bryan Deaner, Brand Manager Intel Corporation, mengatakan laptop yang masuk kategori ultrabook generasi terbaru ini berbasis prosesor Intel generasi ketiga atau yang biasa dikenal dengan Sandy Bridge.

“Banyak eksperimentasi dan inovasi pada generasi ini," kata Bryan kepada wartawan pada akhir pekan lalu. Berbeda dengan generasi sebelumnya, generasi ini memiliki dua fungsi, yakni sebagai laptop dan tablet.

Ultrabook jenis baru yang akan masuk pasar Indonesia, antara lain, Asus Taichi, Dell XPS Duo 12, dan Sony Vaio Duo 11. Ketiganya memiliki daya tahan baterai minimal 5 jam dan aktif dari keadaan tertidur dalam 7 detik.

Fitur baru yang ditanamkan di ultrabook ini adalah kemampuan streaming data ke televisi secara nirkabel, teknologi antipencuri, USB 3.0 untuk transfer data berkecepatan tinggi, Windows 8, dan prosesor Intel generasi ketiga.

Dari ketiga ultrabook tersebut, Asus Taichi, yang dihargai US$ 1.729 (sekitar Rp 16,5 juta), adalah paling ramping. Ada dua pilihan layar, yaitu 11,6 inci dan 13,3 inci, dengan resolusi 1.920 x 1.080 piksel. Asus juga menyertakan teknologi 10 jari sentuh. Artinya, layar bisa memproses 10 perintah sekaligus.

Layarnya menghiasi dua sisi, depan dan belakang, serta bisa bernavigasi memakai pena digital atau stylus. Kedua layar bisa menampilkan hal yang sama atau berbeda alias independen. Ada tombol fisik di papan kunci yang tinggal ditekan untuk mengaktifkan.

Dell menampilkan ultrabook dengan layar berbingkai yang bisa dibalik. Saat dibalik, ultrabook berfungsi sebagai tablet. Ada tombol berlogo Windows di sisi bawah layar untuk mengaktifkan tampilan Windows 8.

Seperti Taichi, ultrabook convertible ini memiliki bobot sekitar 1,5 kilogram. Dengan hanya menyediakan satu layar, ultrabook ini dibanderol seharga sekitar Rp 11 juta.

Adapun Sony Vaio Duo 11 mengadopsi teknologi geser yang sudah diterapkan pada Asus setahun lalu. Bobotnya lebih ringan, yakni sekitar 1,3 kilogram. Namun, dari sisi desain, ultrabook ini terlihat kurang elegan lantaran pinggiran tubuh dari papan kunci terasa tajam.

Seperti ultrabook Asus Taichi, Vaio Duo 11 juga bisa bernavigasi dengan menggunakan stylus atau pena digital. Harganya sekitar Rp 14 juta.

Kekurangan produk ultrabook convertible, selain harganya mahal, adalah bobot yang terasa berat. Hal ini disebabkan oleh, saat berfungsi sebagai tablet, keyboard tetap menempel di bagian belakang. Ini jelas berbeda dengan tablet murni.

Sebagai contoh, iPad 4 yang berbobot 662 gram saja kini terasa kurang nyaman digunakan jika dibandingkan dengan iPad mini yang berbobot 308 gram. “Saya kira tahun depan bakal ada perbaikan-perbaikan,” kata Bryan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar